Sabtu, 12 April 2014

Cerpen "Sempat Memilikimu"

Diposting oleh Unknown di 07.24


SEMPAT MEMILIKIMU

Penyesalan memang datang di akhir. Begitulah yang dialami Vina, cewek cantik yang sempat menjadi kekasih Ivan. Ivan adalah cowok yang di kenal Vina selama setahun terakhir. Awalnya mereka dekat karena Rian pacar resmi Vina di kabarkan selingkuh dengan teman kampusnya.
Semua kejadian bermula karena Rian jarang ada waktu buat Vina, selalu beralasan ini itu setiap kali Vina mengajaknya bertemu. Merasa kesepian akhirnya Vina teringat sosok Ivan teman SMU nya. Dan kebetulan saat Vina online FB Ivan juga sedang Online, Vina langsung menyapa Ivan  via Chat FB.
Vina    : temen SMA ku ya?
Ivan     : Iya kayakanya.
Vina    : Kok kayaknya sih. Kamu dulu anak IPA kan? Yang agak gendut, matanya sipit? Hehe
Ivan     : Iya, kok tau? Aku aja gak inget kamu.
Vina    : Aku anak IPS, mankanya jarang ketemu kamu.
Ivan     : 0815151xxxxx sms aku aja kalau mau. Udah mau off nih. Salam kenal lagi aja deh, sory kalau lupa.
Akhirnya malam itu juga Vina langsung sms Ivan, secara memang dulunya Vina sempat nasksir sama Ivan. Sejak itu mereka mulai dekat, sms dan telfon setiap hari. 2 bulan saling kenal akhirnya mereka memutuskan untuk jadian. Mereka susah untuk bertemu, secara Ivan kuliah di Bandung, sedangkan Vina kuliah di Jakarta. Manggilnya udah gak aku kamu lagi loh.. sekarang manggilnya sayang-sayangan gitu dech, romantis banget. Hari itu mereka berniat untuk ketemu.
“Halo, Van mau ketemu jam berapa? Kamu pulang kuliah jam berapa sayang?” tanya Vina lewat telfon.
“Ketemu pagi-an juga gak apa-apa kok syang, aku mau bolos aja hari ini. Jam 11 siang gimana?” jawab Ivan.
“Oh, gitu juga gak apa-apa sih yank. Sampai ketemu nanti. I Love You”
“I Love You too” balas Ivan.
Jam 11 lebih 5 Ivan sampai di rumah Vina naik motor Vixion warna putihnya. Gilaa keren banget. Ivan udah gak gendut lagi loh. Sekarang dia cakep banget. Vina langsung menghampiri Ivan di depan.
”Hai van...” sapa Vina.
Vina Grogi banget loh. Meskipun tiap hari berhubungan via telfo tapi untuk tatap muka kayak gini baru yang pertama kali. Sewaktu SMA Vina gak pernah berani nyapa si Ivan, ia cuma liatin Ivan dari jauh doank, dan sekarang Ivan bener-bener di depan matanya, jaraknya gak nyampe 1 meter. Waahhh bisa bayangin gak sih senengnya Vina. Begitu juga dengan Ivan, Ivan yang dari awal emang gak begitu kenal sama Vina. Sewaktu di sekolah Ivan memang sempat berkali-kali papasan sama Vina, tapi ia gak begitu meduliin.
 “Ternyata lebih cantik aslinya” kata Ivan dalam hati.
”Heeii van,,hellooo kok bengong sih” tegur Vina sambil megang pundak Ivan.
”Oh sory-sory... Aduh jadi salting kan akunya.” kata si Ivan malu.
”Masuk yuk van. orang rumah pada pergi semua, jadi santai aja ya..”
“Oh, iya sayang. Udah santai loh ini, hehehe...”
Ivan masuk ke rumah Vina. Mereka duduk di teras belakang rumah, ngobrol banyak hal. Saat mereka lagi asik ngobrol, tiba-tiba Ivan mendekatkan wajahnya ke wajah Vina. Vina kaget dan grogi banget bingung harus gimana.
”aduh kayaknya dia mau cium gue nih. Tuhan... gimana nih!! Gue kan gak pernah ciuman” batin Vina dalam hati.
Suasana begitu mendukung, akhirnya satu kecupan dari Ivan mendarat mulus di bibir Vina. Pernah sih Vina diajak ciuman sama Rian berkali-kali, tapi Vina selalu nolak. Gak tau kenapa pas sama Ivan, Vina kayak gak ada keinginan sedikitpun buat nolak. Perasaan yang campur aduk dirasakan sama Vina, nerves, kaget, seneng, pokoknya jadi satu deh. Buat yang pernah ngrasain ciuman pertama pasti tau rasanya. Ivan menatap Vina dalem banget. “Aku mau mati sama kamu suatu saat” kata Ivan.
Vina kaget setengah mati dengernya, “kamu ngomong apa sih Van, kok jadi bicarain kematian?”
“Aku serius Vin, aku mau mati tenang sama kamu suatu saat. Karena aku gak bisa milikin kamu seutuhnya, aku pengen hidup sama kamu, aku pengen punya anak dari kamu, aku pengen kamu buatin teh setiap hari, tapi itu semua gak mungkin.. kamu gak mungkin mau tinggalin Rian kan?” jelas Ivan.
“Van, aku pasti tinggalin dia. suatu saat aku bakal jadi milik kamu seutuhnya.” Vina mencoba menenangkan hati Ivan.
“Kamu cuma bisa ngomong doank..,” sanggah si Ivan
“Van, kalaupun nantinya aku gak bisa menikah sama kamu, tapi bukan berarti kamu kehilangan aku. Aku selalu ada buat kamu, kapan pun kamu butuh aku Van.” kata Vina.
“Terus.., sampai menikah nanti juga harus selingkuh...? Aku gak kuat... Aku cuma mau sama kamu, itu aja. Kalaupun aku gak bisa hidup sama kamu, ayok kita mati sama-sama.” Kata Ivan.
Vina diem, dia gak tau harus bilang apa. Ivan kelihatannya terguncang banget hatinya. Vina pegang tangan Ivan, “Aku mau mati sama kamu, apapun yang kamu minta aku mau Van”. Vina memeluk Ivan kenceng banget, dia gak tau kenapa bisa terucap kata-kata seperti itu dari mulutnya, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Ivan. Dia sangat mencintai Ivan.
“Makasih sayang” kata Ivan lirih.
Semakin erat mereka berpelukan, gak terasa udah jam 5 sore. Ivan pamit pulang, Vina mengantarnya sampai depan.
“Hati hati ya sayang, gak usah ngebut.” kata Vina sambil mengusap kepala Ivan.
Ivan meraih tangan Vina di taruh di dadanya, “Kamu tau, hari ini aku seneng banget. Sebenernya masih pengen disini terus sayang.” kata si Ivan.
“Aku juga sayang, besok-besok main ke sini lagi ya kalo pas kamu Libur!!” kata Vina
“Diusahain honey ku. yaudah aku pulang dulu.” Ivan mengecup kening Vina.
Ivan naik ke motornya sambil terus menatap Vina. Kelihatan banget kalau dia sangat mencintai Vina, begitupun sebaliknya. Dan kemudian keduanya melambaikan tangan.
Hari berganti demi hari, Ivan dan Vina tetap menjain hubungan gelap mereka. Bahkan Vina hampir setiap hari berantem sama Rian, pacar resmi Vina. Sikap Vina jadi berubah sama Rian sejak kehadiran Ivan. Rian sering heran dengan sikap Vina akhir-akhir ini.
“Sebenarnya Vina ini kenapa sih.. dulu dia sabar banget orangnya, sampai gue selingkuh aja dimaafin sama dia. Kok sekarang jadi berubah gini sih, apa jangan-jangan dia puya cowok lain. Ah, gak lah, gak mungkin. Vina kan gak pernah pergi kemana-mana, kalaupun dia keluar itupun sama gue.” Gerutu Rian dalam hati.
Rian gak terlalu peduli dengan perubahan sikap Vina, karena ia merasa masih punya Dilla, cewek yang selama ini jadi selingkuhannya. Tapi sayang, nasib Rian gak bagus-bagus amat, akhir tahun 2011 Rian putus sama Dilla karena Dilla ketahuan selingkuh. Rian jadi sedih banget dan terpuruk, Vina yang pada dasarnya memang gadis baik gak tega melihat Rian dengan kondisi seperti itu, dengan sabar Vina menghibur Rian. Sampai akhirnya Rian sadar kalau cewek yang selama ini ia cari ada di depannya.
Penyesalan yang teramat dalam dirasakan Rian, kenapa dia bisa begitu bodohnya menyia-nyiakan cewek sebaik Vina hanya demi cewek kayak Dilla yang mau sama uangnya Rian aja. Rian memeluk Vina erat, tapi perasaan Vina biasa aja. Hambar, gak ada lagi perasaan cinta yang menggebu-gebu kayak dulu. Karena perasaannya kini udah berpindah pada Ivan.
Semakin hari Rian semakin mencintai Vina, namun Vina semakin mencintai Ivan. Tapi suatu ketika Ivan sempat berpikir bahwa ia lelah, ia lelah menunggu cinta yang tak pasti kayak gini, meskipun ia tahu bahwa Vina sangat mencintai dirinya, tapi cinta aja gak cukup. Ivan pengen diakui di depan semua orang, kalau ia adalah pacar Vina sekarang.
Delapan bulan sudah Ivan dan Vina menjalin hubungan mereka. Sampai pada akhirnya Ivan merasa benar-benar udah gak sanggup lagi. Ivan mulai cuek sama Vina, mulai jarang ada waktu buat Vina, dan sering gak ada kabar. Vina sedih banget dengan perubahan sikap Ivan. Ia kangen banget sama Ivan. Jam 1 malam Vina menelfon Ivan.
“Halo Vin, kenapa belum bobok?” kata Ivan dari seberang sana.
“Yank, bisa ketemuan gak? Aku kangen banget sama kamu” kata Vina lirih.
“Aduhh, kalau waktu-waktu dekat aku sibuk. Tapi aku usahain deh cari waktu buat kamu. Minggu depan aja gimana?” kata Ivan.
“Oh yaudah, gak papa. Mau ke rumahku atau ketemu dimana?”
“Di rumah kamu aja, biar aku kesana nanti. Sekarang kamu bobok ya. Udah malem lho. Met bobok mami cantik.” Ivan menutup telfon Vina.
Ivan kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur. “Asal kamu tahu Vin, aku juga sangat-sangat merindukan kamu. Tapi aku harus belajar kuat tanpa kamu, karena kamu gak akan pernah bisa aku miliki.” Gak terasa Ivan meneteskan air mata. Ivan sangat merindukan Vina. Selama ini ia berusaha agar terlihat kuat di depan semua orang. Tapi dalam hatinya Ivan menangis, pedih banget rasanya kalau ingat cewek yang dicintainya gak bisa ia mliki.
Hari yang ditunggu pun tiba, jam 1 siang Ivan sampai di rumah Vina, kebetulan orang rumah lagi gak ada semua. Ivan kelihatan begitu ganteng siang itu. Vina langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.
“Ohh Tuhan.. sumpah deh aku gak kuat. Pengen nagis rasanya.” Kata Ivan dalam hati.
Vina langsung mengajak Ivan masuk ke rumah. Hari itu suasananya sedih aja, meskipun keduanya mencoba mencairkan suasana, tapi tetep aja, hati mereka gak bisa bohong. Gak sengaja Vina melihat foto Christy yang dijadikan wallpaper oleh Ivan di hp-nya. Yah, Christy adalah teman mereka berdua sewaktu SMA. Vina gak berani tanya-tanya ke Ivan, Vina juga gak berani ngatur-ngatur Ivan harus jaga jarak dengan cewek lain, secara Ivan hanya dijadikan pacar kedua oleh Vina.
Ivan memang sengaja menaruh foto Christy dalam hp-nya, berharap Vina akan membenci dririnya dengan kejadian itu. Tapi, ketika Ivan pamit pulang, Vina malah memeluk erat tubuh Ivan seakan mereka berdua tak akan bertemu lagi. Dalam perjalanan pulang hati Ivan semakin kacau. Ivan meneteskan air mata sepanjang perjalanan pulang. Dalam hati ia bertekad hubungan ini harus segera diakhiri. Vina sendiri hatinya sangat hancur, mengingat foto Christy yang ada di hp Ivan.
Seiring berjalannya waktu, hubungan Ivan dan Vina semakin renggang. Ivan terus-menerus menguatkan hatinya bahwa ia mampu melewati sisa hidupnya tanpa Vina. Ia merasa bahwa hidupnya yang tinggal beberapa waktu lagi tidak akan bisa membuat Vina bahagia, karena penyakit kanker darah yang terus menggerogoti tubuhnya beberapa tahun terahir ini. Apalagi ia hanya sebagai selingkuhan Vina saja, gak lebih. Ia hanya harus berusaha mengembalikan hidupnya sama seperti sebelum Vina hadir dalam hidupnya.
Vina sempat marah ke Ivan lewat sms gara-gara Ivan udah gak pernah lagi ngasih kabar. “Jiwa yang tersiksa ini ingin mencari tempat baru, dan melupakanmu!!” itulah balasan sms Ivan untuk Vina. Sakit banget hati Vina, ia nangis sepanjang malam. Dan Ivan, ia duduk di kamarnya sambil merenung. Ia pun sebenarnya gak siap kehilangan Vina, gadis yang sangat ia cintai.
Sepanjang malam mereka menangis, mengenang semua yang sudah terjadi di antara mereka, saat sedih, bahagia, berantem, saat romantis, semua begitu indah dan sulit untuk dilupakan. Tak lama kemudian hp Ivan berdering, ternyata sms dari vina “Kamu dulu bilang pengen mati bareng sama aku. Tapi sekarang? Tapi tak apa kok sayang, aku hargai keputusanmu. Maafkan aku yang selama ini terlalu sering nyakitin hati kamu, terima kasih atas semua yang udah kamu kasih buat aku. Semoga kamu bahagia.”
Ivan semakin sedih baca sms dari Vina, ia balas sms itu “Kamu masih inget aja Vin, pengen sih ngajakin kamu mati bareng, tapi aku gak se-egois itu sayang. Aku yakin kamu masih bisa senyum tanpa aku. Aku sayang banget sama kamu. Terima kasih buat cinta tulusmu selama ini. Aku akan melanjutkan hidupku tanpa kamu. Belajar hidup tanpa aku ya sayang.. Aku selalu berdo’a buat kebahagiaan kamu. Maafkan aku.” Yah, itulah sms terakhir dari Ivan untuk Vina.
Keesokan harinya terdengar kabar sampai ke telinga Vina, bahwa Ivan telah meninggal. Vina sontak tidak percaya dan shock mendengar berita itu. Tanpa pikir panjang, ia langsung mencari alamat rumah Ivan untuk memastikan kebenarannya. Dan ternyata tak ada yang salah dari kabar itu, Ivan benar-benar telah meninggalkan Vina untuk selama-lamanya. Vina sangat sedih dan terpukul atas kepergian Ivan. Tak berhenti-berhentinya ia menangis.
Selama ini Ivan memang mengidap penyakit kanker darah, ia sengaja menyembunyikan penyakitnya itu dari Vina, takut Vina merasa sedih. Ia berusaha terus tersenyum dihadapan Vina, seakan tiada beban berat yang sedang dipikulnya. Bertahun-tahun Ivan berjuang melawan penyakitnya agar ia bisa sembuh, namun Tuhan telah berkehendak lain.
Empat bulan sudah Ivan meninggalkan Vina untuk selama-lamanya. Vina masih sangat terpukul atas semua ini. Tapi ia juga tidak mungkin terus-terusan terpuruk seperti ini, karena hidupnya tidak hanya untuk menyesal dan menyesal. “Ivan, dimanapun kamu dan sampai kapanpun, kamu tetap yang terindah buat aku. Aku beruntung SEMPAT MEMILIKIMU.”
Vina kembali pada rutinitasnya sebelum ada Ivan, dan Rian berencana akan melamarnya tahun depan. Semua terkesan berjalan begitu cepat. Terkadang apa yang kita inginkan bukanlah yang kita butuhkan. Hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik bagi hidup kita, belajar ikhlas dan bersyukur atas segala yang terjadi.





1 komentar:

Unknown on 13 Mei 2014 pukul 20.13 mengatakan...

pengalaman pribadi ea??

Posting Komentar

 

Kumpulan Puisi dan Cerpen Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting